Makna Malam Nishfu Sya'ban Dan Keutamaan-keutamaan Didalamya


Nisfu berasal dari bahasa Arab yang artinya setengah atau separuh. Jadi malam Nisfu Sya'ban bisa diartikan sebagai malam pertengahan dari bulan Sya'ban. Berdasarkan kalender Hijriyah, maka malam Nisfu Sya'ban jatuh pada malam hari ini, Kamis, 12 Juni atau 15 Sya'ban. Ini karena pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang menggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.

Mengenai malam Nisfu Sya'ban ada beberapa hal yang patut diketahui:

Pertama, adalah tentang keutamaan malam ini. Diantaranya hadits-hadits sebagai berikut: Dari Muaz bin Jabal ra, Rasulullah SAW bersabda:

”Ketika datang malam nisfu Sya’ban, Allah SWT memperhatikan semua hamba-Nya, lalu Allah memberikan ampunan kepada orang-orang beriman kecuali mereka menyekutukan Allah dan bermusuhan”. Hadist riwayaThabrani dan Ibnu Hibban dalam kitan sahihnya.

Beberapa riwayat Hadist ini banyak disahihkan para ulama.

Dari A'isyah.ra: "Suatu malam Rasulullah saw salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai shalat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu," jawabku. "Malam ini adalah malam Nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi).

Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.

Hadist Ali ra, Rasulullah saw bersabda: "Malam Nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan shalat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah SWT turun dari langit ke dunia pada malam itu. Lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Walaupun kedudukan hadits tersebut lemah tapi sebagian Ulama berpendapat bahwa hadits lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal), dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Ulama Tabiin Atha’ bin Yassar berkata: Tidak ada malam yang lebih utama setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu Sya’ban. Pada malam itu Allah swt turun ke langit dunia lalu menebarkan ampunan kecuali kepada orang menyekutukan Allah dan bermusuhan”.

Imam Syafii diriwayatkan berkata: ”Sampai kepadaku bahwa do’a dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam dua hari raya, awal Rajab dan malam Nisfu Sya’ban”.

Ibnu Taymiyah diriwayatkan berkata: “Malam Nisfu Sya’ban di dalamnya terdapat keutamaan, orang-orang salaf ada yang menghidupkannya dengan ibadah, tetapi kumpul-kumpul untuk menghidupkannya merupakan bid’ah”.

Kedua, tentang merayakan malam Nisfu Sya'ban adalah dengan memperbanyak ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw, yaitu dengan secara sendiri-sendiri.

Puasa pada tiga hari di pertengahan bulan selalu disunnahkan. Begitu juga pada malam ini hendaknya menjauhkan diri dari maksiat dan tindakan-tindakan yang tidak ada manfaatnya, seperti hura-hura dan pesta.

Meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan shalat malam berjamaah, Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya. Apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Shalat Malam Nisfu Sya'ban atau disebut juga sholat Raghaib sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Imam Nawawi dalam kitab Majmuk mencela amalan ini.

Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam Nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat, zikir membaca Al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.

Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

Perkara tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban meskipun sebagian dihukumi shahih oleh para ulama, namun masih banyak yang menjadi pertentangan (khilafiyah) para ulama, terutama masalah sahih dan dhaifnya. Ini yang terkadang menyebabkan diantara kita saling mencela. Perbuatan itu tentu tidak ada manfaatnya sama sekali dan sangat merugikan umat Islam sendiri. Maka sebaiknya mari saling menghargai dan menghormati. Mereka yang meyakini kesahihan hadist Nisfu Sya’ban silahkan mengamalkan dengan menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah yang diajarkan Rasulullah SAW.

Tidak ada komentar