Semoga Jamaah Istiqomah dan Meraih Haji Mabrur Sepulang ke Tanah Air


Semoga mereka mendapatkan haji mabrur, yaitu haji yang tidak dicampuri unsur riya. Sekembali di Tanah Air tidak lagi bermaksiat dan banyak membawa perubahan menuju yang lebih baik.

Namun jika dilihat realitasnya, tidak satu orang pun dapat mengetahui hakikat seseorang yang menjalani ibadah haji, apakah memperoleh mabrur atau tidak.

Sebab, hakikat itu hanya Allah yang mengetahui, sedangkan manusia hanya berdoa dan berusaha secara optimal. Tanda-tanda kemabruran adalah melalui keadaan orang itu dalam hubungan "hablun minallah dan hablun minannas".

Pendekatan diri (taqorrub) kepada Allah akan melahirkan perbaikan kondisi dan gerak batin seseorang yang berpotensi membentuk karakter lebih baik. Dengan demikian akan memudahkan seorang muslim untuk membangun kesalehan pribadinya menuju kesalehan sosial.

Kemabruran adalah rekontruksi manusia lahir batin yang dampaknya akan positif dalam pergaulan di dunia, sekaligus khusnul khotimah menuju akhirat.

Terkait pelayanan yang diberikan petugas sejatinya diarahkan untuk meningkatkan kualitas anggota Jemaah haji, agar mereka meraih haji mabrur. Namun harus disadari bahwa bagi seseorang tak bisa menggunakan parameter wujud fisik, misalnya sekembalinya dari tanah suci lantas orang bersangkutan rajin pergi ke masjid, kerap berzikir atau rajin mendoakan seseorang yang tengah tertimpa musibah.

Juga tak bisa menggunakan pendekatan pandangan keseharian, karena bisa saja diam-diam orang yang baru kembali di Tanah Air kembali giat melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Para ulama menyebutkan bahwa haji mabrur itu memiliki indikator, antara lain patuh melaksanakan perintah Allah SWT, melaksanakan sholat, konsekuen membayar zakat.

Juga sungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawaddah dan wa rahmah, selalu rukun dengan sesama umat manusia, sayang kepada sesama makhluk Allah SWT.

Selain itu juga konsekuen meninggalkan larangan Allah SWT, terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zina, khamr, korupsi, membunuh orang, bunuh diri, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, serta bidah.

Gemar melakukan ibadah wajib, sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat.

Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, mendakwahkan Islam dan istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar maruf dengan cara yang maruf, melaksanakan nahi munkar tidak dengan cara munkar.

Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pemaaf, dan tawadlu. Malu kepada Allah SWT utk melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam.

Haji mabrur juga bila bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain. Cepat melakukan tobat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa.

Dan yang lebih penting lagi, sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan "Izzul Islam wal Muslimin".

Sumber

Tidak ada komentar